Terungkap Fakta Mengejutkan Asal Usul Nama Gorontalo, Daerah Berjuluk Serambi Madinah
Gorontalo--
RIVAL.co.id - Gorontalo, yang sering dikenal dengan julukan "Serambi Madinah", memiliki banyak cerita sejarah yang menarik.
Menurut portal resmi Provinsi Gorontalo, pada zaman kolonial Belanda, wilayah ini disebut "Semenanjung Gorontalo".
adv
Gorontalo berlokasi di bagian utara Pulau Sulawesi, dengan posisi geografis yang strategis, dikelilingi oleh Teluk Tomini di selatan dan Laut Sulawesi di utara.
Sejarah mencatat bahwa Gorontalo telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan, daerah ini disebut-sebut terbentuk sekitar 400 tahun lalu, menjadikannya salah satu kota tertua di Sulawesi bersama dengan Makassar, Pare-pare, dan Manado.
Julukan "Serambi Madinah" bermula dari perannya sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di wilayah Indonesia Timur, dengan rute dari Ternate, Gorontalo, hingga Bone.
Kota ini tidak hanya menjadi pusat penyebaran agama, namun juga berkembang sebagai pusat pendidikan dan perdagangan yang mempengaruhi wilayah sekitarnya seperti Bolaang Mengondow di Sulawesi Utara hingga Buol Toli-Toli dan Donggala di Sulawesi Tengah.
Kekuasaannya meluas hingga ke Sulawesi Tenggara.
Sebelum penjajahan, Gorontalo terdiri dari beberapa kerajaan yang berfungsi berdasarkan hukum adat lokal. Kerajaan-kerajaan ini bersatu dalam ikatan kekeluargaan yang dikenal dengan "Pohala'a".
Menariknya, Gorontalo telah memproklamasikan berdirinya sebagai provinsi terpisah dari Sulawesi Utara pada 23 Januari 2000. Namun, baru resmi diakui pada 22 Desember 2000 dan gubernur pertamanya dilantik pada 16 Februari 2001.
Baca juga: HEBOH! Mami Icha Mucikari 24 Tahun Tega Buat Tarif Prostitusi ABG di Jakarta, Tawarkan Paket Perawan
Namun, setelah melalui perdebatan panjang, tanggal peringatan pembentukan Provinsi Gorontalo diubah dari 16 Februari menjadi 5 Desember.
Terdapat berbagai versi mengenai asal-usul nama "Gorontalo", mulai dari "Hulontalangio", "Hua Lolontalango", hingga "Gunung Telu".
Meskipun banyak versi tersebut, yang jelas hingga saat ini, "hulondalo" masih sering digunakan dalam percakapan oleh masyarakat Gorontalo.
Namun, untuk memudahkan pengucapan, orang Belanda mengubahnya menjadi "Horontalo" yang dalam tulisan menjadi "Gorontalo".