Letaknya Cuma 110 KM dari Surabaya, Ternyata Ini Fakta Menarik Asal-Usul Nama Kabupaten Bojonegoro
Bojonegoro--
Mengapa Belanda begitu tertarik menguasai Bojonegoro? Hal ini disebabkan oleh kekayaan sumber daya alam di Bojonegoro, termasuk minyak bumi, kayu jati, tembakau, dan tanah subur.
adv
Keberadaan Bengawan Solo di wilayah ini juga mendukung pertanian yang produktif, seperti tanaman jati dan tembakau, yang sangat diminati oleh pasar Eropa pada saat itu.
Kolonial Belanda juga memberikan perhatian terhadap pendidikan penduduk pribumi, dan di Bojonegoro, pada tanggal 1 Agustus 1872, sekolah "Inlandsche Scholen" mulai didirikan.
Direktur sekolah tersebut adalah Raden Djojodimedjo, dengan pembantunya Abu Nodir dan Mustahal.
Pada tahun 1885, terjadi krisis di perkebunan swasta dan pemerintah. Pemilik perkebunan mencoba mengurangi biaya dengan menekan upah pekerja dan sewa tanah serendah mungkin.
Hal ini menyebabkan beban finansial yang berat bagi masyarakat Jawa, termasuk Bojonegoro, karena pendapatan dari ekspor tanaman tidak hanya digunakan untuk kemakmuran penduduk Jawa, tetapi juga untuk mendukung pemerintah kolonial di luar Jawa.
Pada tahun 1889, ditemukan tambang minyak tanah di Desa Kawengan "Banyu Urip," Kasiman, Bojonegoro. Sejak saat itu, pengeboran minyak dilakukan, dan minyak mentah yang dihasilkan dikirim ke Cepu, yang merupakan pusat pertambangan minyak tanah.
Pada tahun 1885, Bojonegoro dipimpin oleh Bupati Raden Adipati Ariyo Reksokusumo. Pada tahun 1891, harga tembakau merosot tajam, mengancam kelangsungan hidup perkebunan tembakau.
Saat itu, Bojonegoro menjadi saksi dari berbagai perubahan dan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.