Ambon jadi Kota Musik Dunia versi UNESCO, Simak Sejarah dan Fakta Menarik Kota di Wilayah Timur Indonesia
Ambon--
RIVAL.co.id - Pada tanggal 31 Oktober yang lalu, bertepatan dengan Hari Kota Sedunia, UNESCO mengakui Ambon sebagai salah satu Kota Musik Dunia.
Kota ini terletak di Provinsi Maluku, dan bergabung dengan 65 kota lainnya sebagai bagian dari Jaringan Organisasi Kota Kreatif.
adv
Menurut Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, Ambon telah memprioritaskan budaya sebagai pilar utama, bukan sekadar sebagai aksesori.
Baca juga: Ngak Setia Kawan? Pelajar Tanpa Helm Masuk Bus Demi Hindari Polisi, Temanya Kena Tilang Polisi
"Strategi mereka juga kami lihat untuk membawa budaya sebagai pilar, bukan aksesoris, ini mendukung inovasi politik dan sosial, serta sangat penting bagi generasi muda," jelasnya.
Ambon, yang juga merupakan ibu kota Provinsi Maluku, memiliki sejarah yang kaya. Pada tahun 1513, penjelajah Portugis tiba di Kepulauan Maluku dan membangun benteng di wilayah tersebut untuk kegiatan perdagangan dan penyebaran agama. Ini menjadi awal dari perkembangan lambat kota yang kemudian menjadi Kota Ambon.
Asal-usul nama "Ambon" berasal dari kata "ombong," yang merupakan bentuk lokal dari kata "embun." Hal ini disebabkan oleh seringnya embun yang tebal menutupi puncak-puncak gunung di Pulau Ambon.
Sejarah Kota Ambon dimulai dengan kedatangan Portugis pada tahun 1513. Mereka membangun Benteng Kota Laha atau Ferangi sebagai pusat perdagangan dan aktivitas agama.
Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1575, dan selama proses pembangunannya, masyarakat pekerja Portugis juga mendirikan perkampungan yang disebut "soa," yaitu kelompok keluarga yang terkait.
Kelompok-kelompok ini, seperti soa Keling, Ema, Soya, Hutumuri, Halong, Hative, Selale, Urimessing, dan Batu Merah, menjadi cikal bakal Kota Ambon. Tahun 1575 ditetapkan sebagai tahun kelahiran Kota Ambon.
Pada tanggal 23 Februari 1605, Ambon berhasil ditaklukkan oleh Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda (VOC). Setelah mengusir Portugis, Belanda sepenuhnya mengendalikan Ambon dan menerapkan berbagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat.