Baru Tahu Gak Nih? Sejarah dan Asal Usul Nama Wonosobo yang Diambil dari Tokoh Bersejarah Ini, Bisa Tebak Siapa?
wonosobo -Ryoka/unplash-
Dari segi topografi, wilayah Kabupaten Wonosobo sebagian besar terdiri dari perbukitan dan pegunungan, dengan sekitar 56,37 persen wilayahnya memiliki kemiringan lereng antara 15 hingga 40 persen.
Keadaan alam yang memukau ini telah menjadikan Wonosobo sebagai surga bagi para pecinta alam dan penggemar petualangan.
adv
Sejarah Wonosobo
Sejarah Kabupaten Wonosobo memiliki akar yang dalam, yang terkait erat dengan perang Diponegoro yang terjadi antara tahun 1825-1830. Wonosobo, pada saat itu, menjadi salah satu basis pertahanan pasukan yang mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro.
Baca juga: COLORFUL Technology Luncurkan Laptop Gaming EVOL P15, Harga an Spesifikasi
Baca juga: Chongqing University of Posts and Telecommunications Jadi Program Studi Terbaik di Chongqing China
Bersama tokoh-tokoh seperti Imam Misbach, Tumenggung Kertosinuwun, Tumenggung Mangkunegaran, dan Gajah Permodo, Kiai Muhammad Ngarpah memimpin perlawanan sengit melawan penjajah Belanda di wilayah Wonosobo.
Setelah mengalami pertempuran yang berat, Kiai Muhammad Ngarpah berhasil meraih kemenangan pertama, dan sebagai penghargaan, ia dianugerahi gelar Tumenggung Setjonegoro.
Sebagai bupati pertama Wonosobo, Tumenggung Setjonegoro memindahkan pusat pemerintahan dari Ledok, Selomerto, ke lokasi yang sekarang menjadi Kota Wonosobo.
Dengan demikian, sejarah panjang Wonosobo mencerminkan perjuangan dan perubahan yang luar biasa dalam perkembangannya menjadi salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia.
Dengan keindahan alamnya dan warisan sejarah yang kaya, Wonosobo terus menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pesonanya yang menakjubkan.
Asal usul Nama Wonosobo
Dalam penjelasan mengenai pemerintahan Kabupaten Wonosobo, terdapat cerita menarik yang menjadi latar belakang dari asal muasal nama "Wonosobo."
Sejarah dan asal muasal nama Wonosobo ini tak dapat terlepas dari kisah tiga pengembara yang memasuki wilayah ini pada awal abad ke-17.
Ketiga tokoh tersebut adalah Kiai Kolodete, Kiai Karim, dan Kiai Walik. Meskipun awalnya mereka memasuki wilayah yang sama, mereka kemudian berpisah dan menetap di tiga wilayah yang berbeda.
Baca juga: LINE Indonesia Luncurkan Layanan Baru, GOKS Platform Diskon untuk Mahasiswa
Kiai Kolodete memilih mendirikan pemukiman di Dataran Tinggi Dieng. Sementara Kiai Karim membuka kawasan pemukiman di sekitar Kalibeber, dan Kiai Walik memilih wilayah yang kini menjadi Kota Wonosobo.
Dari ketiga tokoh tersebut, muncullah keturunan yang kelak menjadi para pemimpin di sekitar wilayah Wonosobo. Salah satunya adalah cucu dari Kiai Karim, yaitu Ki Singowedono.
Setelah menerima hadiah dari Keraton Mataram, Ki Singowedono kemudian bergelar Tumenggung Jogonegoro. Anda dapat menemukan jejak Tumenggung Jogonegoro di makamnya, yang terletak di Desa Pakuncen, Selomerto.
Dari wilayah Selomerto ini, sejarah asal kata "Wonosobo" diyakini dimulai. Dikisahkan bahwa banyak yang meyakini bahwa kata "Wonosobo" berasal dari sebuah dusun di Desa Polobangan, Selomerto. Dusun tersebut bernama Wanasaba, dan didirikan oleh Kiai Wanasaba.
Meskipun dusun ini kecil, hingga saat ini, dusun tersebut tetap ada dan sering dikunjungi oleh peziarah yang ingin berdoa di makam Kiai Wanasaba, Kiai Goplem, Kiai Putih, dan Kiai Wan Haji. Kata "Wonosobo" sendiri memiliki arti dalam bahasa Jawa, yaitu tempat berkumpul di hutan.
Dengan demikian, nama "Wonosobo" memiliki akar sejarah yang kaya dan sarat makna, yang mencerminkan perjalanan tiga tokoh pengembara dan perkembangan wilayah ini menjadi apa yang kita kenal hari ini.
Sejarah ini adalah bagian tak terpisahkan dari identitas Kabupaten Wonosobo yang kaya akan budaya dan warisan historisnya.***