Unjuk Rasa Besar-Besaran Tolak Ganti Rugi Harga Tanah, Benarkah Tidak Sesuai dengan Standart Keinginan Mereka?

Proyek pembangunan Tol Kediri-Tulungagung, sebuah proyek strategis nasional, menjadi sorotan akhir-akhir ini. Warga yang terdampak oleh proyek ini di Jl Suparjan Mangun Wijaya telah menyuarakan ketidakpuasan mereka dengan cara yang kreatif dan terkoordinasi.

Pantauan kami menunjukkan bahwa puluhan rumah di RT 36, RW 12, Kelurahan/Kecamatan Mojoroto, telah memasang banner protes yang serupa di pagar rumah mereka. Isinya? Penolakan terhadap hasil appraisal atau penaksiran harga tanah yang dianggap terlalu murah.

Baca juga: Plafon Capai Rp 20 Milliar! Ini Syarat Mudah Pinjam KUR Modal Usaha Bank Danamon Bisa Auto Cair, Pastikan Hal Ini Gak Terlewat

Baca juga: Cara Pinjam KUR Bank Jatim Mudah Proses Cepat Ikuti Proses Ini, Bantu Usaha Modal UMKM Limit Jangka Angsuran Bisa 5 Tahun

Sebelumnya, warga telah mengadakan musyawarah untuk membahas nilai ganti rugi atas aset-aset mereka yang akan terdampak proyek tol ini.

Hasil dari pertemuan tersebut adalah kesepakatan lebih dari 30 kepala keluarga (KK) di RT tersebut untuk menolak nilai yang dianggap terlalu rendah.

Baca juga: Drama China Mr. and Mrs. Chen (2023) Episode 13-14 Sub Indonesia Tayang Kapan? Simak Berikut Ini Jadwal Tayang, Jangan Sampai Ketinggalan!

Baca juga: Sinopsis Drama Jepang Paripi Komei (2023) - Kisah Sang Pahlawan Strategi dan Berpetualang di Tengah Tokyo

Sejak tiga hari lalu, mereka telah memasang banner protes dengan tekad yang sama di pagar rumah masing-masing.

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Kediri, Jany Danny Assa, bersama Kasi Pengadaan Tanah dan Pengembangan BPN Kota Kediri, Tutur Pamuji, memberikan pandangan pihak berwenang terkait situasi ini.