Perjalanan Kuliner Isaura Theonardy: Dari Sekolah Kuliner Terkenal Le Cordon Bleu Paris Hingga di Is-Caketory Jakarta, Tempat Lahirnya Vegan Burger Enak
Ilustrasi-Daria-Yakovleva/pixabay-
Rival.co.id - Perjalanan Kuliner Isaura Theonardy: Dari Sekolah Kuliner Terkenal Le Cordon Bleu Paris Hingga di Is-Caketory Jakarta, Tempat Lahirnya Vegan Burger Enak!
Seseorang yang akrab dengan seni kuliner pasti akan terpesona oleh keindahan kota Paris, yang terkenal dengan hidangan lezat dan cita rasa yang memukau.
adv
Namun, ada satu individu yang tidak hanya terpesona olehnya, tetapi juga membawa keajaiban kuliner dari Paris ke Jakarta dengan cerita hidupnya yang luar biasa.
Dialah Isaura Theonardy, seorang koki kue berbakat yang telah mengukir jejaknya dalam dunia kuliner dengan semangat dan keahlian yang luar biasa.
Pendekatan Isaura terhadap kuliner dimulai ketika dia memutuskan untuk mengejar studi sastra Perancis di Besancon, Prancis.
Namun, perjalanannya dalam dunia kuliner benar-benar berawal ketika dia memasuki Le Cordon Bleu Paris, sebuah institusi bergengsi yang telah melahirkan banyak ahli kuliner terkenal.
Di sini, Isaura tidak hanya belajar tentang resep-resep rahasia dan teknik patisserie yang menakjubkan, tetapi juga menjalani magang berharga di Le Meurice Hotel Paris, yang akan mengubah jalan karirnya secara drastis.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Paris, Isaura kembali ke Jakarta dengan tekad untuk menghadirkan sesuatu yang baru dan segar dalam dunia kuliner ibu kota.
Tidak hanya menguasai keterampilan kuliner tradisional Perancis, tetapi dia juga menemukan cintanya pada konsep vegan burger.
Sebagai salah satu pendiri Is-Caketory, dia memperkenalkan kepada masyarakat Jakarta sebuah konsep kuliner yang unik, dengan fokus pada menu vegan bebas gluten dan ketogenik.
Keahliannya dalam menciptakan resep-resep baru untuk hidangan nabati organik membuat Is-Caketory menjadi destinasi kuliner yang sangat dicari di Jakarta.
Namun, pulang ke Jakarta bukanlah tanpa tantangan bagi Isaura. Perbedaan cuaca, gaya hidup, dan ketersediaan bahan-bahan kuliner menjadi beberapa hal yang harus dihadapi.
Meskipun begitu, cintanya pada Jakarta tampak melalui keterlibatannya dalam kegiatan sukarelawan untuk organisasi Slow Food internasional dan kontribusinya pada kehidupan kuliner di ibu kota.