Bukan Jakarta! Laut Tempat Tenggelamnya Kapal Van der Wijk Ada di Lamongan, Berikut Fakta Menarik dan Asal Usul Namanya

Bukan Jakarta! Laut Tempat Tenggelamnya Kapal Van der Wijk Ada di Lamongan, Berikut Fakta Menarik dan Asal Usul Namanya

daerah-irhan-prabusara/unplash-

Wingko Babat, Camilan Khas Lamongan yang Terkenal di Semarang

Wingko babat, yang banyak dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Semarang, ternyata berasal dari Lamongan, tepatnya dari Kecamatan Babat.



adv

Camilan ini terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti kelapa muda, tepung beras ketan, dan gula. Biasanya, wingko babat memiliki bentuk bundar dan dibungkus menggunakan kertas. Seiring dengan perkembangan zaman, wingko babat kini tersedia dalam berbagai rasa yang beragam.

Salah satu produsen Wingko Babat yang paling terkenal adalah Loe Lan Ing, yang bisa Anda kunjungi di Jalan Raya Babat No. 189.

Tradisi Unik Lamaran di Lamongan


mg2

Di berbagai daerah, biasanya pihak pria yang melakukan kunjungan untuk melamar pasangannya. Namun, di Lamongan, tradisinya berbeda.

Di sini, tradisi unik wanita yang melamar pria telah berlangsung turun temurun. Setelah pihak wanita melamar, pihak pria kemudian membalas kunjungan sambil memberikan jawaban yang diharapkan.

Tradisi ini memiliki akar sejarah yang menarik. Konon, tradisi wanita melamar pria ini berasal dari masa pemerintahan Raden Panji Puspokusumo, seorang penguasa Lamongan. Cerita legenda mengisahkan bahwa Raden Panji Puspokusumo memiliki dua pangeran kembar yang gemar menyabung ayam. Suatu hari, kedua pangeran itu mengikuti sabung ayam di daerah Wirosobo.

Baca juga: Siapa Nadia Omara? Youtuber Cerita Horor yang Kerap Kali Disebut Netizen di Media Sosial Jadi Jokes Receh, Tenyata Profilnya Gak Main-main

Baca juga: Viral! Apa Itu Coka Iba? Tradisi Unik Khas Maluku Utara Sambut Maulid Nabi, Ternyata Hal Ini yang Harus Dilakukan Umat Muslim

Keindahan dan ketampanan mereka membuat dua putri kembar dari raja Wirosobo jatuh cinta pada pandangan pertama.

Meskipun pada waktu itu dianggap melanggar norma, desakan dari kedua putri tersebut membuat Raden Panji Puspokusumo akhirnya melamar kedua pangeran kembar tersebut. Dan sejak itulah, tradisi unik ini terus berlanjut hingga sekarang.

Meski demikian, dalam tradisi ini, calon mempelai pria tetap harus memberikan seserahan yang lebih besar kepada wanita.

Hal ini dilakukan agar pria tidak terlalu bergantung pada wanita, dan dapat dianggap sebagai bentuk penghormatan di hadapan masyarakat. Tradisi ini menjadi salah satu ciri khas budaya Lamongan yang menarik dan patut dijaga.***

Sumber:

BERITA TERKAIT

UPDATE TERBARU

vidstr